Raja Batak dan keturunannya
00.03
Diposting oleh
Unknown
Raja Batak dan keturunannya
Dalam tarombo Batak (silsilah garis keturunan suku bangsa Batak) dimulai dari seorang individu bernama Raja Batak.
Raja Batak berdiam diri di Pusuk Buhit, Sianjur Mulamula. Sehingga Pusuk Buhit dapat dikatakan sebagai daerah induk asal-mula suku bangsa Batak yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru.
Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putera, yaitu:
Guru Tatea Bulan
Raja Isumbaon
Guru Tatea Bulan
Guru Tatea Bulan mempunyai 5 (lima) orang putera, yaitu:
Raja Biakbiak
Saribu Raja
Limbong Mulana
Sagala Raja
Silau Raja
Raja Biakbiak
Raja Biakbiak adalah putera sulung Guru Tatea Bulan.
Raja Biakbiak atau juga disebut dengan Raja Uti tidaklah mempunyai keturunan.
Saribu Raja
Saribu Raja adalah putera kedua Guru Tatea Bulan.
Saribu Raja mempunyai 2 (dua) orang putera yang dilahirkan oleh 2 (dua) isteri. Isteri pertama Saribu Raja adalah Siboru Pareme yang melahirkan Raja Lontung dan isteri kedua Saribu Raja adalah Nai Mangiring Laut yang melahirkan Raja Borbor.
Raja Lontung
Raja Lontung mempunyai 7 (tujuh) orang putera, yaitu:
Sinaga, menurunkan marga Sinaga dan cabang-cabangnya
Situmorang, menurunkan marga Situmorang dan cabang-cabangnya
Pandiangan, menurunkan Perhutala dan Raja Sonang dan cabang-cabangnya
Nainggolan, menurunkan marga Nainggolan dan cabang-cabangnya
Simatupang, menurunkan marga Togatorop, Sianturi dan Siburian
Aritonang, menurunkan marga Ompu Sunggu, Rajagukguk, dan Simaremare
Siregar, menurunkan marga Siregar dan cabang-cabangnya
Raja Borbor
Keturunan Raja Borbor membentuk rumpun persatuan yang disebut dengan Borbor yang terdiri dari marga Pasaribu, Batubara, Harahap, Parapat, Matondang, Sipahutar, Tarihoran, Saruksuk, Lubis, Batubara, Pulungan, Hutasuhut, Tanjung serta Daulay.
Limbong Mulana
Keturunan Limbong Mulana sebagai putera ketiga Guru Tatea Bulan memakai marga Limbong
Sagala Raja
Keturunan Sagala Raja sebagai putera keempat Guru Tatea Bulan memakai marga Sagala.
Silau Raja
Silau Raja sebagai putera bungsu Guru Tatea Bulan menurunkan marga Malau dan cabang-cabangnya.}}
Raja Isumbaon
Raja Isumbaon adalah putera bungsu Raja Batak.
Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putera, yaitu:
Tuan Sorimangaraja
Raja Asiasi
Sangkar Somalidang
Khusus keturunan Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang hingga saat ini belum diketahui pasti siapa keturunan mereka.
Tuan Sorimangaraja
Tuan Sorimangaraja mempunyai 3 (tiga) orang putera, yaitu:
Raja Naiambaton
Raja Nairasaon
Tuan Sorbadibanua
Raja Naiambaton
Keturunan Raja Naiambaton dikenal sebagai keturunan yang terdiri dari berpuluh-puluh marga yang tidak boleh saling kawin (ndang boi masiolian). Kumpulan persatuan rumpun keturunan Raja Naiambaton disebut dengan PARNA (Parsadaan Raja Nai Ambaton).
Marga-marga keturunan Raja Naiambaton, antara lain: Simbolon, Tamba, Saragi, Munte. Dan cabang-cabangnya:
Simbolon Tua (Simbolon, Tinambunan, Tumanggor, Turutan, Pinayungan, Maha, Nahampun)
Tamba Tua (Tamba, Sidabutar, Sijabat, Siadari, Sidabalok)
Munte Tua (Munte, Sitanggang, Sigalingging)
Saragi Tua (Sidauruk, Saing, Simalango, Simarmata, Nadeak, Sidabungke, Rumahorbo, Sitio, Napitu)
Raja Nairasaon
Nairasaon adalah kelompok marga dari suku bangsa Batak Toba yang berasal dari daerah Sibisa Marga-marga keturunan Raja Nairasaon, anatara lain: Manurung, Sitorus (menurunkan Pane, Dori, Boltok), Sirait, Butarbutar, dan cabang-cabangnya.MANURUNG menurunkan HUTAGURGUR HUTAGAOL dan SIMANORONI.
Tuan Sorbadibanua
Tuan Sorbadibanua mempunyai 8 (delapan) putera, yaitu:
Sibagotnipohan
Sipaettua(Pangulu Ponggok, Partano Nai Borgin,Puraja Laguboti(Pangaribuan,Hutapea)
Silahisabungan
Raja Oloan
Raja Hutalima
Raja Sumba
Raja Sobu
Raja Naipospos
Sibagot Ni Pohan
Sibagotnipohan sebagai cikal-bakal marga Pohan mempunyai 4 (empat) putera, yaitu:
Tuan Sihubil, sebagai cikal-bakal marga Tampubolon dan cabang-cabangnya
Tuan Somanimbil, sebagai cikal-bakal marga Siahaan, Simanjuntak, dan Hutagaol
Tuan Dibangarna, sebagai cikal-bakal marga Panjaitan, Silitonga, Siagian, Sianipar, dan cabang-cabangnya
Sonak Malela, menurunkan marga Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede
Sipaettua
Marga-marga keturunan Sipaettua, antara lain: Hutahaean, Hutajulu, Aruan, Sibarani, Sibuea, Sarumpaet, Pangaribuan, dan Hutapea.
Raja Silahisabungan
10 (Sepuluh) Anak Keturunan Silahisabungan dari 3 istri:
1. Pintahaomasan Boru Basonabolon
. Silalahi Raja:
1. Bursok Raja(pangururan)
2. Raja Parmahan/Raja Bunga(Balige)
2. Pinggan Matio Boru Padang batangari, anaknya :
Loho Raja (Sihaloho)
Tungkir Raja (Situngkir, Sipangkar, Sipayung)
Sondi Raja (Rumasondi,Rumasingap,,Naiborhu, Sinurat, Nadapdap, Doloksaribu)
Butar Raja (Sidabutar)
Bariba Raja (Sidabariba)
Debang Raja (Sidebang)
Batu Raja (Pintu Batu,Sigiro)
3. Si Milingiling Boru Raja Mangarerak, anaknya :
Si Raja Tambun(Tambun/Tambunan)
Tugu Raja Silahisabungan kini eksis berdiri di Silalahi Nabolak, Dairi, selain yang di Pangururan Samosir. Sedangkan keturunan Raja Silahisabungan yang berkembang di luar Silalahi Nabolak (perantauan) memakai marga Silalahi sebagai marga, sebagaimana menurut asal muasal (bona pasogit) mereka yaitu pangururan. Pemakaian marga Silalahi tentu beragam cabang lagi seperti : Silalahi dari Parmahan di Balige, Silahi keturunan Bursok Raja dari pangururuan. Dan keturunan dari isteri kedua, seperti Sihaloho dan adiknya ( banyak terdapat di Simalungun , Tolping, Pangururan, Samosir, keturunan Pintubatu/Sigiro (banyak terdapat di Karo/Simalungun) dan lainnya.
Yang berbeda ialah Silalahi Raja, yang memiliki versi berbeda dengan keturunan Raja Silahi Sabungan umumnya. Ini masih menjadi polemik. Namun demikian, umumnya mereka masih tetap mengaku sebagai keturunan Raja Silahi Sabungan.
Raja Oloan
Raja Oloan mempunyai 6 (enam) orang putera, yaitu:
Naibaho, yang merupakan cikal-bakal marga Naibaho dan cabang-cabangnya
Sigodang Ulu, yang merupakan cikal-bakal marga Sihotang dan cabang-cabangnya
Bakara, yang merupakan cikal-bakal marga Bakara
Sinambela, yang merupakan cikal-bakal marga Sinambela
Sihite, yang merupakan cikal-bakl marga Sihite
Manullang, yang merupakan cikal-bakal marga Manullang
Raja Hutalima
Raja Hutalima tidak mempunyai keturunan
Raja Sumba
Raja Sumba mempunyai 2 (dua) orang putera, yaitu:
Simamora, yang merupakan cikal-bakal marga Purba, Manalu, Simamora Debata Raja, dan Rambe
Sihombing, yang merupakan cikal-akal marga Silaban, Sihombing Lumban Toruan, Nababan, dan Hutasoit
SILABAN(BORSAK JUNJUNGAN) 1.SILABAN (BORSAK JUNGJUNGAN) 2.OP. RATUS 3.AMA RATUS 4.OP.RAJADIOMAOMA 5.a. DATU BIRA (SITIO); b. DATU MANGAMBE/MANGAMBIT (SIPONJOT) c. DATU GULUAN
Raja Sobu
Marga-marga keturunan Raja Sobu, antara lain: Sitompul, Hasibuan, Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutapea, dan Lumban Tobing.
Raja Naipospos
Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) orang putera yang secara berurutan, yaitu:
Donda Hopol, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang
Donda Ujung, yang merupakan cikal-bakal marga Hutauruk
Ujung Tinumpak, yang merupakan cikal-bakal marga Simanungkalit
Jamita Mangaraja, yang merupakan cikal-bakal marga Situmeang
Marbun, yang merupakan cikal-bakal marga Marbun Lumban Batu, Marbun Banjar Nahor, Marbun Lumban Gaol
Padan atau janji antar marga
Dalam suku bangsa Batak, selain marga yang satu nenek moyang (satu marga) ditabukan untuk saling kawin, dikenal juga padan (janji atau ikrar) antar marga yang berbeda untuk tidak saling kawin. Marga-marga tersebut sebenarnya bukanlah satu nenek moyang lagi dalam rumpun persatuan atau pun paradaton, tetapi marga-marga tersebut telah diikat padan (janji atau ikrar) agar keturunan mereka tidak saling kawin oleh para nenek moyang pada zaman dahulu. Antar marga yang diikat padan itu disebut dongan padan.
Marga-marga yang mempunyai padan khusus untuk tidak saling kawin, anatara lain:
Sihotang dengan Naipospos (Marbun)
Naibaho dengan Sihombing Lumban Toruan
Nainggolan dengan Siregar
Tampubolon dengan Silalahi
dan lain sebagainya
Sihotang dengan Naipospos (Marbun)
Seluruh keturunan Raja Naipospos diikat janji (padan) untuk tidak saling kawin dengan keturunan Raja Oloan yang bermarga Sihotang. Sehingga Sihotang disebut sebagai dongan padan. Memang pada awalnya pembentuk janji ini adalah Marbun. Namun ditarik suatu kesepakatan bersama bahwa keturunan Raja Naipospos bersaudara (na marhahamaranggi) dengan keturunan Sihotang. Hal ini dapat dilihat bersama bahwa hingga saat ini seluruh marga NAIPOSPOS SILIMA SAAMA (Sibagariang-Hutauruk-Simanungkalit-Situmeang-Marbun) tidak ada yang kawin dengan marga Sihotang. Pengalaman di lapangan bahwa memang ada-ada saja orang yang mempersoalkan padan ini. Mereka mengatakan bahwa hanya Marbun sajalah yang marpadan dengan Sihotang tanpa mengikutsertakan Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, dan Situmeang. Perlu diketahui bersama bahwa telah ada ikrar (padan) para nenek moyang (ompu) bahwa padan ni hahana, padan ni angina; jala padan ni angina, padan ni hahana (ikrar kakanda juga ikrar adinda dan ikrar adinda juga ikrar kakanda). Benar Marbunlah pembentuk padan pertama terhadap Sihotang. Tetapi oleh karena Marbun sebagai anggi doli Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, dan Situmeang, maka turut juga serta dalam padan dengan Sihotang. Contoh lain dapat pula dilihat bersama bahwa sesungguhnya Sibagariang tidaklah ada ikrar (padan) sama sekali untuk tidak saling kawin (masiolian) dengan Marbun. Tetapi oleh karena Hutauruk, Simanungkalit, dan Situmeang marpadan dengan Marbun untuk tidak saling kawin maka Sibagariang pun turut serta dengan sendirinya oleh karena ikrar (padan) para nenek moyang (ompu) yang telah disebutkan di atas. Sehingga suatu padan yang umum bahwa keturunan Raja Naipospos dari isteri I (Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, dan Situmeang) tidak boleh saling kawin dengan keturunan Raja Naipospos dari isteri II (Marbun).
Demikian pula halnya seluruh marga-marga keturunan Raja Naipospos (Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, Marbun Lumban Batu, Marbun Banjar Nahor, dan Marbun Lumban Gaol) tidak boleh saling kawin dengan keturunan Sihotang.
Sumber dan rujukan :
Ricardo Parulian Sibagariang dalam BLOG: Tarombo Batak
Haran Sibagariang (Gelar: Ompu Basar Solonggaron), mantan Kepala Negeri Huta Raja sebagai sumber tertulis dalam buku sederhana susunannya sendiri tentang Raja Naipospos dan Keturunannya.
Laris Kaladius Sibagariang, seorang yang dituakan dan kepala adat di Huta Raja, Sipoholon sebagai sumber lisan.
W. M. Hutagalung, sebagai sumber pembanding dalam bukunya yang bejudul PUSTAHA BATAK Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak
D. J. Gultom Raja Marpodang, sebagai sumber pembanding dalam bukunya yang berjudul Dalihan Natolu Nilai Budaya Suku Batak tentang marga keturunan Raja Batak
Tags: Turi-turian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sebagian isi dan konten yang ditampilkan di blog ini diambil dari berbagai sumber, jadi bisa saja kurang akurat. Jika ada permintaan atas pelanggaran hak cipta akan segera kami respon sesuai dengan kebijakan kami menghapus sebagian atau seluruh isi, dengan mengirimkan mail ke: alexanderdhani@gmail.com (Disertai Bukti Penunjang)
Terima Kasih.
Share your views...
38 Respones to "Raja Batak dan keturunannya"
Patikkos hamu jo Tarombo ni Raja Silahisabungan i bah. lao jala sukkun hamu jo par silalahi na bolak.
Mauliate
27 Mei 2015 pukul 04.48
tahun berapa kah siraja batak itu ada? asalnya darimana? trmksh
1 Agustus 2015 pukul 10.59
patikkos hamu boh tarombo Op Raja Silahisabungan , dang adong parsonduk bolon na Pinta Haomasan boh, holan 2 do parsonduk bolon ni Op i, tikkos baen hamu , sottung murka Op RAJA i
SISILAH TAROMBO TUAN SOMBA DIJAE
SISILAH/TAROMBO TUAN SOMBA DIJAE ( DATU PEJEL ), NARASAON DAN MANURUNG, MULAI DARI SI RAJA BATAK ADALAH :
SIRAJA BATAK ANAKNYA 2 ORANG yaitu :
1. GURU TATEA BULAN
2. RAJA ISUMBAON
RAJA ISUMBAON ANAKNYA 1 ORANG yaitu :
TUAN SORI MANGARAJA
TUAN SORIMANGARAJA ANAKNA 5 ORANG : 3 LAKI-LAKI DAN, 2 PEREMPUAN yaitu :
1. TUAN SOMBA DI JULU ( DATU RONGGUR)
2. TUAN SOMBA DI JAE ( DATU PEJEL)
3. TUAN SOMBA DI BANUA ( NAI SOMBAON)
PEREMPUAN : 2( DUA) HALAK.
SATU KAWIN KE SAMOSIR
SATU LAGI TIDAK DIKETAHUI
TUAN SOMBA DI JAE ( DATU PEJEL) ANAKNYA 1 ORANG yaitu :
NARASAON
NARASAON ANAKNYA 3 ORANG : 2 LAKI-LAKI (SILINDUAT) DAN 1 PEREMPUAN yaitu :
1. RAJA MANGARERAK
2. RAJA MANGATUR
3. BORU SIMAILING-ILING
RAJA MANGARERAK ANAKNYA 1 ORANG LAKI-LAKI yaitu :
RAJA TOGA MANURUNG
RAJA TOGA MANURUNG ANAKNYA 5 ORANG : 3 LAKI-LAKI DAN 2 PEREMPUAN yaitu : LAKI-LAKI
1. RAJA HUTA GURGUR ( MANURUNG SIAHAAN)
2. RAJA HUTA GAOL ( MANURUNG SIBITONGA)
3. RAJA SIMANORONI ( MANURUNG SIAPUDAN)
PEREMPUAN :
1. PINTA HAUMASAN MULI TU RAJA TAMBUN
2. ANIAN NAULI MULI TU SIRAJA TURI
Dengan demikian bahwa :
TUAN SOMBA DI JAE YANG DISEBUT DATU PEJEL ANAKNYA NARASAON bukan Nairasaon sekali lagi bukan Nairasaon
DAN Datu Pejel bukan Nairasaon sekali lagi bukan Nairasaon
Semonga bermanfaat bagi semua keturunan Tuan Somba di Jae ( Datu Pejel) dan Narasaon.
Terimah Kasih.
Raja batak itu sebenarnya tidak ada, sebab kalau ditelusuri bisa bernuansa sara dalam artian hanya nyari perkelahian saja si pembuat cerita si raja batak. Orang karo tdk suka dibilang batak, simalungun tidak suka dibilang keturunan raja batak, mandailing juga, pakpak juga. Hati2 mengklaim semua suku ini dgn kata batak karna bisa berdampak sara. Kalau nenek moyang anda si raja batak ya nenek moyang andalah ga perlu mengatakan nenek moyang org lain. Sunda dikatakan org jawa pasti marah org sunda demikian sebaliknya, jd jgn asal berkoar bisa jadi sara nantinya.
12 Maret 2016 pukul 07.00
saudara batak toba? karo? mandailing? angkola? simalugnun?
kalo enggak ga usa mengkritis dengan negatif apalagibawa2 SARA, harusnya saling mengisi dan saling melengkapi , ga usah pake menyudutkan orang yang sudah berusaha sebaik mungkin membuat sebuah tulisan dengan iklas.
22 Maret 2016 pukul 17.43
Def ari. ga ngerti tarombo gak usah komen..bagi kami org batak menjadi suatu kebanggan bisa mengetahui silsilah dan asalmuasal marga kami..
Def ari. ga ngerti tarombo gak usah komen..bagi kami org batak menjadi suatu kebanggan bisa mengetahui silsilah dan asalmuasal marga kami..
Saya setuju
Banyak x ckap kau babi ari.
Klaw g suka kau dibilang batak jadi jawa ja kau.
Makani kutu itu.
G malu kau gak ngrti apa2 mgomong didepan umum.
Dsar anak lahir bocor kondom. Wwwkkk
Menurut versi ini, Pinta Haomasan muli tu paribannya Raja Tambun. Sedang bapaknya Raja Tambun (Silahisabungan) mangoli ke boru Similing iling, atau itonya Raja Manurung kah?. Siapakah itonya Raja Manurung?. Raja Tambun mangoli ke 2 generasi di bawah br Similing iling?
21 Juli 2016 pukul 01.55
Sungguh menarik tulisan ini. Saya orang jawa barat tapi mengagumi adat istiadat (termasuk silsilah) suku bangsa Batak. Bagi saya, sulit sekali menemukan tulisan seperti ini jadi menurut saya tulisan ini sunguh-sungguh informatif.
8 September 2016 pukul 01.34
Horas! Saya ingin mengetahui silsilah marga Batak. Jika ada teman dari suku Batak yang mau membantu saya, silakan kirim ke dodyanfield@gmail.com.
Terima kasih sebelumnya.
Dodi Hadi Suyono
Bandung, Jawa Barat
8 September 2016 pukul 01.37
Tidak semua yg kamu baca itu benar, jadilah pembaca yg bijaksana..horas
Tarombo Bata oleh W.H. Hutagalung ditulis untuk kepentingan pihak Belanda dalam memperluas wilayah jajahannya di tano "batak".
Bagus.
Tapi jangan pula kalian masukkan kedalan Tarombo kalian kami Kalak Karo.
ulasan menarik
29 April 2018 pukul 19.54
Mohon maaf, oppung kami RAJA SILAHISABUNGAN hanya 2 istri dan bukan 3.
Silalahi raja parmahan adalah dari keturunan SONDI RAJA.
jangan pernah menyudutkan sesama keturunan batak.biarlah para tetua dan ahlinya yang lebih mengetahuinya, serahkan pada mereka untuk mengetahui sejarah asli batak.
Sampaikan ke Ricardo Parulian Sibagariang, jangan ngawur. Tolong jangan ngawur terhadap SILSILAH Keturunan Raja Naipospos perihal MARGA MARBUN.
Kasihan lihat penulis blog ini ikut SESATnya Ricardo Parulian Sibagariang.
Ingat kau Ricardo Parulian Sibagariang dengan saya Marudut Pandapotan Lumban Batu?
Kalah debat di facebook, kau blokir aku. Sesat mu bertebaran dimana mana, di blog mu, Wikipedia, dll.
Hati Hati kau Ricardo Parulian Sibagariang!
21 Desember 2018 pukul 22.39
Nastion yg ke brpa kah.
Dimana silauraja bosku???
15 Juni 2019 pukul 09.42
Dimana silauraja bosku???
15 Juni 2019 pukul 09.42
Dimana silauraja bosku???
15 Juni 2019 pukul 09.42
Dimana silauraja bosku???
15 Juni 2019 pukul 09.42
Tulisan ini sangat bagus.
Semoga oppungnya sihaloho sadar diri membaca tulisan ini.
Pokoknya tulisan ini sangat membuat si pitu turpuk patah hati dan berujung emosi
Hahahahhaaaaaaaa
Salam dan Horas....Dari Saya keturunan Raja Narasaon.
Aku Pasaribu kalau nikah sama Rangkuti gimana itu bang
Bisa apa enggak bang ?
Perlu perbaikan pada silsilah keturunan oppu kami Raja Sumba, Bahwa Raja Sumba memiliki beberapa orang anak, anaknya yang lebih tua memiliki keturunan di Simalungun marga Girsang dan Siboro dan anak yang kedua merantau ke tanah Karo menjadi marga Tarigan sementara yang tinggal di Bona Pasogit bernama Simamora dan Sihombing. Simamora memiliki 2 istri yaitu Boru lottung dan Boru Siregar, dari Boru lottung lahir 3 orang anak bernama Purba Manalu dan Debata Raja, ketika itu ada masalah gesekan antar istri pertama (Boru lottung) dan istri ke duanya yang masih sangat muda (boru Siregar) kedua istrinya memiliki hubungan antara Namboru dengan Maen, akibat terlalu sering nya kecocokan itu akhirnya Simamora memutuskan untuk membawa istri mudanya meningalkan Bona Pasogit ke arah barat,(keluarga yang di tinggalkan nya itu satu orang istri, tiga orang anak, satu orang saudara laki-laki dan satu orang saudara perempuan), berhubung isrti keduanya telah hamil tidak sanggup untuk melakukan perjalanan jauh maka mereka beristirahat di satu tempat keesokan harinya perjalana di lanjtkan menuju barat tanpa disadari di tempat itu tertinggal Sanggul dari istrinya di sebut menjadi Dolok Sanggul, setelah sampai pada tempat yang baik untuk di huni mereka mendirikan tempat tinggal di sana lokasi nya sekitar Pakkat di tempat tinggal mereka ada tumbuh kayu besar berbuah manis yang disebut Rambe. Dengan beralih nya tempat tinggal mereka beralih juga namanya menjadi Rambe, disanalah mereka tinggal hingga memiliki tiga orang anak di beri nama Purba, Manalu, dan Anak Raja. Nama itu diberikan sama dengan anaknya yang di Toba, supaya kelak bertemu tetap bersatu. Setelah Raja Simaora yang beralih nama itu meninggal ketika beranjak dewasa ketiga anaknya itu pernah datang ke Bona Pasogit menemui saudara nya ketiga orang tersebut nyaris kena bunuh karena mengakui nama sesuai dengan nama mereka yang di temui dikira ngaku ngaku saja pada hal orang lain, ketiga orang itu di sidangkan dan di suruh membuktikan bahwa mereka itu benaran anak dari satu ayah, maka mereka itu memberikan suara mengatakan sesuai dengan petunjuk dari ayah kami, bahwa tempat penyimpanan dari ogung pusaka, tombak sakti, dan beberapa barang berharga lainnya di beritakan dengan akurat, mendengar keterangan itu saudara perempuan Raja Simamora langsung memeluk ke-tiga orang itu dan berkata olo Apang apakku do hamu!, dan tidak jadi lagi di bunuh. Setelah mereka saling berbaikan maka ketiga orang itu kembali ketempat tanah kelahirannya di Pakkat.
Selama Raja Simamora meningalkan istri pertama nya tidak pernah dikunjungi lagi, dan istri pertamanya itu dikawini oleh adiknya yang bernama Sihombing !
Demikian yang dapat saya sampaikan dari sebagian turiturian ni oppu Raja Simamora, bagi yang tidak berkenan, abaikan saja ! Merasa berdosa saya bila tidak menyampaikan apa yang sudah pernah saya dengar tentang turiturian ni oppu sebab sudah jarang di temukan sekarang.
Molo dang takas dope Tarombo na di baen mi unang jo atongan di posting. Au dang tarima tarombo silahisabungan na di baen mi
Salah ceritamu itu kawan. Saya marga manalu
Patikkosjo taromboni naiposposi,, asa unang sala.tu akka.sundut berikut,, molo hurang antus unang baen tu postingan gabe salah tu angka keturunan berikutna
Jangan pernah kita mencari kebenaran marga-marga suku batak.karena sesunguh nya kebenaran itu hanya milik nya TUHAN.horas ma tu hita saluhutna
17 Agustus 2020 pukul 07.02
Tolong dibagusi itu tarombo silahi sabungan...
Tidak ada istri nya 3....
Salam pssm 1281
Itu mungkin kamu yg tak setuju atau tidak mau di sebut Batak. Trus bagaimana dgn Kalak Karo yg lain yg mengatakan dirinya Batak? Pendapat saudara itu bukan pendapat semua Kalak Karo bukan? Jgn atas namakan pendapat pribadimu dgn Kalak Karo yg lain. Coba anda pahami dgn bijak kata kata saya ini. Renungkan.
Dari mana anda tau raja Batak itu tidak ada? Apa anda sudah melakukan riset dan penelitian serta kajian ilmiah sehingga anda berani mengatakan bahwa raja Batak tidak ada? Anda hidup tahun berapa? Kalau anda merasa bukan orang Batak ya sudah anda tak perlu komentar di kolom ini. Karna penulis tidak menyatakan anda itu orang Batak atau bukan dalam kolom tulisannya ini.
Saya pribadi sebagai orang Batak menyarankan kepada saudara saya yg merasa dirinya Batak, apabila menulis suatu narasi tentang adat budaya Batak dan silsiah batak agar di kaji dan di pelajari dulu dgn cermat. Jgn asal tulis, yg akhirnya menimbulkan pro kontra dari pembaca.
Posting Komentar